Wednesday, July 15, 2015

Museum Kaliadem

Menerusan postingan sebelumnya disini, museum kaliadem itu sebenarnya rumah pribadi dari penduduk lokal di sana, yang pas kebetulan dijadikan museum untuk mengenang kejadian erupsi merapi tahun 2010.

Sampai di museum, saya bertanya kepada pemandu, apakah ada korban jiwa di kampung ini? Jawabannya tidak ada, karena sebelumnya para penduduk disuruh mengungsi oleh pemerintah.

Dan sebelum sampai di museum, kami melewati rumah-rumah penduduk yang sudah tidak dipakai lagi artinya menjadi kampung mati, dan kata pemandu tidak ada yang tinggal di daerah ini lagi.

Alasannya karena tidak dibolehkan oleh pemerintah dan pemerintah sudah memberikan gantinya di bawah (maksudnya di kampung lain jauh dari kampung ini), berupa rumah dan tanah. Alhamdulillah.

















Oh ya, sebelum ke kampung mati, museum, batu alien, bunker, dan terakhir ke mbah marijan, kami menyewa seorang pemandu untuk menunjukan jalan ke tempat-tempat wisata tersebut.

Kalau nggak ada pemandu, ya kami cuman bengong di parkiran motor, mau ngapain coba, ya bisa dimaklumi, kami pemula dan belum pernah ke kaliadem sebelumnya.

Wisatanya apa saja, kami juga nggak tahu, la wong nggak rencana, jadi nggak sempat googling, mau nggak mau ya kami terima tawaran dari pemandu di tempat parkiran, buat nunjukin jalan.

Saya sih nggak apa-apa, manut, toh yang bayar juga bukan saya, hehe.

Untuk sewa mobil Jeep Rp 350.000,- kalau sewa pemandu saja Rp 100.000,- (tapi pakai motor sendiri, sang pemandu pakai motor sendiri juga).

Jalanannya mantap, naik turun, gronjal, belok kiri kanan, yah lumayan buat "memacu jantung" anda.

No comments:

Post a Comment

Mohon komentar yang baik-baik, tidak boleh nyepam, link yang menurut kami tidak baik, saya hapus, mohon maaf.