Wednesday, July 15, 2015

Terakhir di Kinahrejo

Setelah puas melewati kampung mati, lalu ke museum, lalu ke batu alien, terus ke bunker, dan yang terakhir kami mampir ke kinahrejo, tempat mbah marijan (kuncen gunung merapi) dulu tinggal.

Informasi dari pemandu kami, di daerah ini yang meninggal ada 39 orang, 37 orang penduduk lokal dan 2 orang relawan yang mau mengevakuasi penduduk sekitar, saat itu, erupsi gunung merapi tahun 2010.

Bunker

Setelah selesai dari wisata batu alien, kami segera menuju ke bunker, sebuah tempat persembunyian atau tempat perlindungan yang dipersiapkan untuk menghindari bencana erupsi gunung merapi.

Mungkin kalian mash ingat dengan kejadian waktu itu, dua orang relawan yang meninggal di dalam bunker, yang mereka berlindung dari panasnya lahar atau awan panas dari merapi ketika itu, tahun 2010.

Bayanganku saat itu, bunker itu sebuah tempat yang berada jauh di dalam tanah kayak sebuah gua gitu, dalem, sekitar 20-35 meter di dalam tanah, dan tempatnya luas.

Batu Alien Kaliadem

Entah kenapa dinamakan batu alien, pas ditanya, pemandu kami menjawab (secara makna) karena batu itu mungkin mirip alien (muka orang lebih tepatnya), jadi oleh orang-orang dinamakan batu alien.

Dan yang membuatku suprise (terkejut) adalah di wisata batu alien ini, tanah yang kami injak itu sebelumnya adalah rumah-rumah penduduk yang tertimbun material gunung merapi.

Museum Kaliadem

Menerusan postingan sebelumnya disini, museum kaliadem itu sebenarnya rumah pribadi dari penduduk lokal di sana, yang pas kebetulan dijadikan museum untuk mengenang kejadian erupsi merapi tahun 2010.

Sampai di museum, saya bertanya kepada pemandu, apakah ada korban jiwa di kampung ini? Jawabannya tidak ada, karena sebelumnya para penduduk disuruh mengungsi oleh pemerintah.

Wisata ke Kaliadem

Nggak capek, puasa-puasa, habis dari pantai depok, lalu gembira loka, esoknya diajak sama saudara ke kaliadem, daerah bekas letusan gunung merapi, daerahnya mbah marijan.

Sebelumnya saya nggak tahu, apa itu kaliadem, pas mau berangkat ke gembira loka, dapat sms (secara makna) "Sebelum ke merapi, kita ke kaliadem dulu yuk, biar tahu".

Kalau mau naik ke merapi (camping), sudah jauh hari kita rencanakan bertiga orang, tapi kalau ke kaliadem, nggak terencana, jadi antara iya atau tidak.

Tuesday, July 14, 2015

Jalan Jalan di Gembira Loka

Keesokan harinya, habis dari pantai depok, diajak lagi jalan-jalan ke gembira loka, lihat-lihat hewan, mungkin saja mereka (hewan) pengen lihat-lihat kita juga (senyum).

Katanya sih dulu pernah ke sana, cuman masih kecil (umur 3-5 tahun), nggak ingat lagi (kalau ingatpun sedikit sekali), sekitar awal tahun 2000an.

Jadi, menurutku percuma saja yah ajak anak umur 3-5 tahun, jalan-jalan wisata gitu, toh akhirnya mereka saat gede, pada nggak ingat.

Monday, July 13, 2015

Buka Bersama di Pantai Depok

Sebenarnya saya sedikit males pergi keluar habis ashar ke pantai (sekalian buka bersama), memeng bahasa jawane, tapi karena disuruh antar ponakan yang dari batam (mbonceng), saya manut, sekali-kali nggak apalah.

Dalam imajinasiku (bayanganku), yang pernah sekali jalan-jalan ke pantai depok 2 atau 3 tahun yang lalu di pagi hari, saat lebaran, jalannya kecil, kalau malam tentunya sangat gelap gitu dan sepi.

Ah, ternyata dugaanku benar.

Saturday, July 4, 2015

Kue Lompong


Yang tinggal di purworejo, Insya Allah tahu dan pernah makan kue ini.

Hitam warnanya, sedikit keras (tapi enak menurutku) isi kacang tanah campur gula jawa.

Kue istimewa, harganya Rp 500an per biji, dulu ...

Kangen? Alhamdulillah tadi malam dibelikan sama saudara di kota purworejo. 
Kota Jogja, ada nggak ya?